Jumat, 15 Juli 2011

yuk lebih tw skizofren

Konsep Dasar
1. Pengertian Skizofrenia
Menurut Isaac (2005) schizophrenia merupakan sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi berbagai area fungsi individu termasuk berfikir dan berkomunikasi, menerima, menginterpretasikan realitas, merasakan dan
menunjukkan emosi serta perilaku dengan sikap yang dapat diterima secara sosial. Schizophrenia adalah suatu penyakit otak persisten dan serius yang melibatkan perilaku psikotik, pemikiran kongkret, kesulitan dalam memperoleh informasi dan hubungan interpersonal serta kesulitan dalam memecahkan masalah (Stuart, 2007).
Gangguan schizophrenia merupakan gangguan jiwa yang berlanngsung menahun, sering kambuh dan kondisi kejiwaa penderita semakin lama semakin merosot, gangguan ini terdiri dari:
a) Schizophrenia paranoid
Schizophrenia paranoid merupakan schizophrenia yang dikarakteristikkan dengan kecurigaan yang ekstrim terhadap orang lain dengan halusinasi dan waham kejar atau waham kebesaran (Towsend, 1998).
b) Schizophrenia catatonic
Schizophrenia catatonic merupakan salah satu jeniss schizophrenia yang ditandai dengan rigiditas otot, negativism, kegembiraan berlebih atau posturing (mematung), kadang-kadang pasien juga menunjukkan perubahan yang cepat antara kegembiraan dan stupor. Cirri penyerta yang lain adalah gerakan stereotypic, manerisme dan fleksibilitas lilin (waxy flexibility) dan yang sering dijumpai adalah mutisme (Kusuma, 1997).
c) Schizophrenia hebephrenic
Schizophrenia hebephrenic (Disorganized schizophrenia) merupakan jenis schizophrenia yang ditandai dengan adanya percakapan dan perilaku yang kacau, serta afek yang datar atau tidak tepat, gangguan asosiasi, pasien mempunyai sikap yang aneh, menunjukkan perilaku menarik diri secara sosial yang ekstrim, mengabaikan hygiene dan penampilan diri, biasanya terjadi sebelum usia 25 tahun (Isaac, 2005)
d) Schizophrenia tak tergolongkan
Schizophrenia tak tergolongkan dikarakteristikkan dengan perilaku yang disorganisasi dan gejala-gejala psikosis (mis: waham, halusinasi, inkoherensia atau perilaku kacau yang sangat jelas) yang mungkin memenuhi lebh dari satu tipe/kelompok criteria schizophrenia (Towsend, 1998).
e) Schizoaffective
Kelainan schizoaffective merujuk kepada perilaku yang berkarakteristik schizophrenia, ada tambahan indikasi kelainan alam perasaan seperti depresi atau mania (Towsend, 1998).
f) Schizophrenia residual
Schizophrenia residual adalah eksentrik, tetapi gejala-gejala psikosis saat diperiksa/dirawat tidak menonjol. Menarik diri atau afek yang serasi merupakan karakteristik dari kelainan, pasien memiliki riwayat paling sedikit satu episode schizophrenia dengan gejala-gejala yang menonjol
2. Penyebab (Faktor predisposisi dan presipitasi)
Menurut Ingram dkk (1995) penyebab skizofrenia tidak diketahui akan tetapi hal-hal yang dapat diketahui sebagai factor presipitasi dan predisposisi terjadinya skizofrenia antara lain:
a. Herediter
Pentingnya faktor genetik telah dibuktikan secara meyakinkan. Risiko bagi masyarakat umum 1% pada orang tua risiko skizofrenia 5% pada saudara kandung 8% dan pada anak 10%. Gambaran terakhir ini menetap walaupun anak telah dipisahkan orang tua sejak lahir, dan pada kembar monozigot 30-40%.
b. Lingkungan
Gambaran pada penderita kembar seperti di atas menunjukkan bahwa faktor lingkungan cukup berperan dalam menampilkan penyakit pada individu yang memiliki faktor predisposisi, beberapa penelitian mengatakan skizofrenia bukan suatu penyakit, tetapi suatu respon terhadap tekanan emosi yang dapat ditoleransi dalam keluarga dan masyarakat, tetapi pandangan ekstrim demikian walaupun sesuai dengan masyarakat kurang didukung oleh penelitiaan. Banyak penelitian terhadap pengaruh masa kanak-kanak, khususnya atas personalitas orang tua, tetapi belum ada yang berhasil
c. Emosi yang diekspresikan
Jika keluarga skizofrenia memperlihatkan emosi yang diekspresikan secara berlebihan, misalnya pasien diomeli atau terlalu banyak dikekang denagn aturan-aturan yang berlebihan, maka kemungkinan, maka kemungkinan kambuh lebih besar. Juga jika pasien tidak mendapatkan obat neuroleptik. Angka kekambuhan di rumah dengan ekspresi emosi rendah dan pasien minum obat teratur sebesar 12% dengan ekspresi emosi rendah dan tanpa obat 42%, ekspresi emosi tinggi dengan tanpa obat, angka kekambuhan 92%.
3. Tanda dan gejala
Menurut Hawari (2004, p.43-46), gejala – gejala positif yang yang diperlihatkan pada penderita skizofrenia adalah sebagai berikut:
a. Delusi atau waham, yaitu suatu keyakinan yang tidak rasional (tidak masuk akal). Meskipun telah dibuktikan secara obyektif bahwa keyakinannya itu tidak rational, namun penderita tetap meyakini keberanannya.
b. Halusinasi, yaitu pengalaman panca indera tanpa ada rangsangan (stimulus). Misalnya pederita mendenga suara – suara / bisikan – bisikan di telinganya padahal tdak ada sumber dari suara / bisikan itu.
c. Kekacauan alam piker, yang dapat dilihat dari isi pembicaraannya. Misalnya bicaranya kacau, sehingga tidak dapat diikuti alur pikirannya.
d. Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar mandir, agresif, bicara dengan semangat dan gembira berlebihan.
e. Merasa dirinya “orang besar”, merasa serba mampu, serba hebat, dan sejenisnya.
f. Pekirannya penuh dengan kecurigaan atau seakan akan ada ancaman terhadap dirinya.
g. Menyimpan rasa permusuhan.
Gejala – gejala positif skizofrenia sebagaimana diuraikan diatas amat mengganggu lingkungan (keluarga) dan merupakan salah satu motivasi keluarga untuk membawa penderita berobat.
Gejala negative yang diperlihatkan pada penderita skizofrenia adalah sebagai berikut:
a. Alam perasaan (affect) “tumpul” dan “mendatar”. Gambaran alam perasaan ini dapat terlihat dari wajahnya yang tidak menunjukan ekspresi.
b. Menarik diri atau mengasingkan diri (withdrawl) tidak mau bergaul atau kontak dengan orang lain, suka melamun (day dreaming).
c. Kontak emosional amat “miskin”, sukar diajak bicara, pendiam.
d. Pasif dan apatis, menarik diri dari pergaulan sosial.
e. Sulit dalam berpikir abstrak.
f. Pola piker stereotype.
g. Tidak ada / kehilangan dorongan kehendak (avolition) dan tidak ada inisiatif, tidak ada upaya dan usaha, tidak ada spontanitas, menonton, serta tidak ingin apa – apa, dan serba malas (kehilangan nafsu)

2 komentar:

  1. Mohon Info, berapa persen keberhasilan penyembuhan schizophrenia dan bagaimana mencegahnya agar tdk terjadi pada keturunan.
    tks

    BalasHapus
  2. untuk informasi lebih jelas silahkan berkunjung ke rs

    BalasHapus